Jumat, 12 September 2014

GANGGUAN AUTISME

GANGGUAN AUTISME


1.      Gangguan Autisme
 Autisme berasal dari istilah dalam bahasa Yunani; “aut” = diri sendiri, “isme” orientation/state = orientasi/keadaan. Maka autisme dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat pada dirinya sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa berada di dalam dunianya sendiri.
Istilah “autisme” pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner pada tahun 1943, selanjutnya ia juga memakai istilah “Early Infantile Autism”, atau dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan sebagai “Autisme masa kanak-kanak” . Hal ini untuk membedakan dari orang dewasa yang menunjukkan gejala autisme seperti ini.
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya komplek dan berat, biasanya telah terlihat sebelum berumur 3 tahun, tidak mampu untuk berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan maupun keinginannya. Akibatnya perilaku dan hubungannya dengan orang lain menjadi terganggu, sehingga keadaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Autisme dapat mengenai siapa saja tidak tergantung pada etnik, tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi. Autisme bukanlah masalah baru, dari berbagai bukti yang ada, diketahui kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Hanya saja istilahnya relatif masih baru.

2.      Ciri-ciri Autisme
Adapun ciri-ciri gangguan pada autisme adalah sebagai berikut:
a.       Gangguan dalam komunikasi, yaitu: (1) Terlambat bicara, tidak ada usaha untuk berkomunikasi dengan gerak dan mimik; (2) Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain; (3) Sering mengulang apa yang dikatakan orang lain; (4) Meniru kalimat-kalimat iklan atau nyanyian tanpa mengerti; (5) Bicara tidak dipakai untuk komunikasi; (6) Bila kata-kata telah diucapkan, ia tidak mengerti artinya; (7) Tidak memahami pembicaraan orang lain; (8) Menarik tangan orang lain bila menginginkan sesuatu.
b.      Gangguan dalam interaksi social, yaitu: (1) Menghindari atau menolak kontak mata; (2) Tidak mau menengok bila dipanggil; (3) Lebih asik main sendiri;
(4) Bila diajak main malah menjauh; (5) Tidak dapat merasakan empati.
c.       Gangguan dalam tingkah laku, yaitu: (1) Asyik main sendiri; (2) Tidak acuh terhadap lingkungan; (3) Tidak mau diatur, semaunya; (4) Menyakiti diri;
(5) Melamun, bengong dengan tatapan mata kosong; (6) Kelekatan pada benda
tertentu; (7) Tingkah laku tidak terarah, mondar mandir tanpa tujuan, lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar, melompat-lompat, mengepak-ngepak tangan, berteriak-teriak, berjalan berjinjit-jinjit.
d.      Gangguan dalam emosi, yaitu: (1) Rasa takut terhadap objek yang sebenarnya tidak menakutkan; (2) Tertawa, menangis, marah-marah sendiri tanpa sebab;
(3) Tidak dapat mengendalikan emosi; ngamuk bila tidak mendapatkan keinginannya.
e.       Gangguan dalam sensoris atau penginderaan, yaitu: (1) Menjilat-jilat benda;
(2)   Mencium benda-benda atau makanan; (3) Menutup telinga bila mendengar suara keras dengan nada tertentu; (4) Tidak suka memakai baju dengan bahan yang kasar.
Karakteristik tersebut di atas sering juga disertai dengan adanya ketidakmampuan untuk bermain, seperti; tidak menggunakan mainan sesuai dengan fungsinya, kurang mampu bermain spontan dan imajinatif, tidak mampu meniru orang lain, dan sulit bermain pura-pura. Gangguan makan seperti; sangat pemilih dalam hal menu makanannya, cenderung ada masalah dalam pecernaan atau sangat terbatas asupannya, dan gangguan tidur seperti; sulit tidur atau terbangun tengah malam dan berbagai permasalahan lainnya.

3.      Jenis Autisme
1.      Autistic Disorder (Autism)
Autistic Disorder disebut juga sebagai true autism atau childhood autism karena sebagian besar berkembang pada tiga tahun awal usia anak. Pada sebagian besar kasus, anak yang terkena Autistic Disorder tidak memiliki kemampuan berbicara dan hanya bergantung pada komunikasi non-verbal. Kondisi ini mengakibatkan anak menarik diri secara ekstrim terhadap lingkungan sosialnya dan bersikap acuh tak acuh. Anak tidak menunjukkan kasih sayang atau kemauan untuk membangun komunikasi.
2.      Asperger’s Syndrome
Jenis gangguan ini ditandai dengan defisiensi interaksi sosial dan kesulitan dalam menerima perubahan rutinitas sehari-hari. Pada Asperger’s Syndrome, kemampuan bahasa tidak terlalu terganggu bila dibandingkan dengan gangguan lain. Anak yang menderita jenis autisme ini kurang sensitif terhadap rasa sakit, namun tidak dapat mengatasi paparan suara keras atau sinar lampu yang tiba-tiba. Anak dengan Asperger’s Syndrome memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata sehingga secara akademik mampu dan tidak bermasalah.
3.      Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS)
Autisme jenis ini meliputi berbagai jenis gangguan dan tidak spesifik terhadap satu gangguan. Tingkat keparahan mulai dari yang ringan sampai ketidakmampuan yang ekstrim. Umumnya didiagnosis dalam 5 tahun pertama usia anak. Pada gangguan ini, keterampilan verbal dan non-verbal efektif terbatas sehingga pasien kurang bisa komunikasi.
4.      Rett’s Syndrome
Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun.
Gejala-gejala gangguan ini muncul ketika seorang anak berusia antara 3 sampai 4 tahun. Pada dua tahun awal, perkembangan anak nampak normal yang kemudian terjadi regresi mendadak dalam komunikasi, bahasa, sosial, dan keterampilan motorik. Anak menjadi kehilangan semua keterampilan yang diperoleh sebelumnya dan mulai menarik diri dari semua lingkungan sosial.

4.      Tindakan yang Bisa Dilakukan terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Autisme
Penanganan pada anak autisme ditujukan terutama untuk mengurangi atau menghilangkan masalah gangguan tingkah laku, meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya terutama dalam penguasaan bahasa dan keterampilan menolong diri. Supaya tujuan tercapai dengan baik diperlukan suatu program penanganan menyeluruh dan terpadu dalam suatu tim yang terdiri dari; tenaga medis antara lain dokter saraf dan dokter anak, tenaga pendidik, tenaga terapis seperti ahli terapi wicara dan ahli terapi okupasi. Beberapa penanganan yang telah dikembangan untuk membantu anak autisme antara lain:
1.      Terapi tingkah laku
Berbagai jenis terapi tingkah laku telah dikembangkan untuk mendidik penyandang autisme, mengurangi tingkah laku yang tidak lazim dan menggantinya dengan tingkah laku yang bisa diterima dalam masyarakat. Terapi ini sangat penting untuk membantu penyandang autisme untuk lebih bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat.
2.      Terapi wicara
Terapi wicara seringkali masih tetap dibutuhkan untuk memperlancar bahasa anak. Menerapkan terapi wicara pada anak autisme berbeda daripada anak lain. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang cukup mendalam tentang gangguan bicara pada anak autisme.
3.      Pendidikan kebutuhan khusus
Pendidikan pada tahap awal diterapkan satu guru untuk satu anak. Cara ini paling efektif karena anak sulit memusatkan perhatiannya dalam suatu kelas yang besar. Secara bertahap anak dimasukan dalam kelompok kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal. Penggunaan guru pendamping sebaiknya tidak terlalu dominan, yang diharapkan adalah anak dengan gangguan autisme dapat secara terus menerus belajar dengan anak-anak lainnya dalam satu pembelajaran bersama. Pola pendidikan yang terstruktur baik di sekolah maupun di rumah sangat diperlukan bagi anak ini. Mereka harus dilatih untuk mandiri, terutama soal bantu diri. Maka seluruh keluarga di rumah harus memakai pola yang sama Agar tidak membingungkan anak.
4.      Terapi okupasi
Sebagian individu dengan gangguan autisme mempunyai perkembangan
motorik terutama motorik halus yang kurang baik. Terapi okupasi diberikan untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus seperti tangan. Otot jari tangan penting dilatih terutama untuk persiapan menulis dan melakukan segala pekerjaan yang membutuhkan keterampilan motorik halus.
5.      Terapi medikamentosa (obat)
Pada keadaan tertentu individu dengan gangguan autisme mempunyai beberapa gejala yang menyertai gangguan autisme, seperti perilaku agresif atau hiperaktivitas. Pada individu dengan keadaan demikian dianjurkan untuk menggunakan pemberian obat-obatan secara tepat. Penggunaaan obat-obat yang digunakan biasanya dilakukan dengan cermat agar memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan anak.

5.      Hal-hal yang Perlu Dilihat saat Observasi untuk Menentukan Anak Mengalami Gangguan Autisme atau Tidak
Karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau pengasuhnya. Ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur. Pada sebagian kecil lainnya dari individu penyandang autisme, perkembangannya sudah terjadi secara “.relatif normal”. Pada saat bayi sudah menatap, mengoceh, dan cukup menunjukkan reaksi pada orang lain, tetapi kemudian pada suatu saat sebelum usia 3 tahun ia berhenti berkembang dan terjadi kemunduran. Ia mulai menolak tatap mata, berhenti mengoceh, dan tidak bereaksi terhdap orang lain.
Oleh karena itu kemudian diketahui bahwa seseorang baru dikatakan mengalami gangguan autisme, jika ia memiliki gangguan perkembangan dalam tiga aspek yaitu kualitas kemampuan interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan. Ciri-ciri tersebut harus sudah terlihat sebelum anak berumur 3 tahun. Mengingat bahwa tiga aspek gangguan perkembangan diatas terwujud dalam berbagai bentuk yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa autisme sesungguhnya adalah sekumpulan gejala/ciri yang melatar-belakangi berbagai faktor yang sangat bervariasi, berkaitan satu sama lain dan unik karena tidak sama untuk masing-masing anak. Dengan demikian, maka sering ditemukan ciri-ciri yang tumpang tindih dengan beberapa gangguan perkembangan lain. Gradasi manifestasi gangguan juga sangat lebar antara yang berat hingga yang ringan. Di satu sisi ada individu yang memiliki semua gejala, dan di sisi lain ada individu yang memiliki sedikit gejala.


Sumber:
______. 5 Jenis & 3 Metode Penanganan Autisme. http://www.amazine.co/22616/5-jenis-
3-metode-penanganan-autisme/. Diakses tanggal 19 April 2014.
Sugiarmin. Individu dengan Gangguan Autisme.

1 komentar:

  1. Best Slots - DrMCD
    Play some of our favorite 안산 출장안마 casino slot games like Blackjack, Craps, Roulette, Slots and many more! 사천 출장마사지 김해 출장안마 and you can earn 속초 출장샵 money from slot machine games and real casino 상주 출장마사지

    BalasHapus