GANGGUAN AUTISME
1. Gangguan Autisme
Autisme berasal dari istilah dalam bahasa
Yunani; “aut” = diri sendiri, “isme” orientation/state = orientasi/keadaan.
Maka autisme dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang secara tidak wajar
terpusat pada dirinya sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa berada di
dalam dunianya sendiri.
Istilah “autisme” pertama kali
diperkenalkan oleh Leo Kanner pada tahun 1943, selanjutnya ia juga memakai
istilah “Early Infantile Autism”, atau dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan
sebagai “Autisme masa kanak-kanak” . Hal ini untuk membedakan dari orang dewasa
yang menunjukkan gejala autisme seperti ini.
Autisme merupakan suatu gangguan
perkembangan pada anak yang sifatnya komplek dan berat, biasanya telah terlihat
sebelum berumur 3 tahun, tidak mampu untuk berkomunikasi dan mengekspresikan
perasaan maupun keinginannya. Akibatnya perilaku dan hubungannya dengan orang
lain menjadi terganggu, sehingga keadaan ini akan sangat mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya.
Autisme dapat mengenai siapa saja tidak
tergantung pada etnik, tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi. Autisme bukanlah
masalah baru, dari berbagai bukti yang ada, diketahui kelainan ini sudah ada
sejak berabad-abad yang lampau. Hanya saja istilahnya relatif masih baru.
2. Ciri-ciri Autisme
Adapun
ciri-ciri gangguan pada autisme adalah sebagai berikut:
a.
Gangguan dalam komunikasi, yaitu: (1) Terlambat bicara,
tidak ada usaha untuk berkomunikasi dengan gerak dan mimik; (2) Meracau dengan
bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain; (3) Sering mengulang apa yang
dikatakan orang lain; (4) Meniru kalimat-kalimat iklan atau nyanyian tanpa
mengerti; (5) Bicara tidak dipakai untuk komunikasi; (6) Bila kata-kata telah
diucapkan, ia tidak mengerti artinya; (7) Tidak memahami pembicaraan orang lain;
(8) Menarik
tangan orang lain bila menginginkan sesuatu.
b.
Gangguan
dalam interaksi social, yaitu: (1) Menghindari atau menolak
kontak mata; (2) Tidak mau menengok bila dipanggil; (3) Lebih asik main sendiri;
(4)
Bila diajak main malah menjauh; (5) Tidak dapat merasakan empati.
c.
Gangguan
dalam tingkah laku, yaitu: (1) Asyik main sendiri; (2) Tidak acuh terhadap lingkungan; (3) Tidak
mau diatur, semaunya; (4) Menyakiti diri;
(5)
Melamun, bengong dengan tatapan mata kosong; (6) Kelekatan pada benda
tertentu;
(7) Tingkah laku tidak terarah,
mondar mandir tanpa tujuan, lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar,
melompat-lompat, mengepak-ngepak tangan, berteriak-teriak, berjalan
berjinjit-jinjit.
d.
Gangguan dalam
emosi, yaitu: (1) Rasa
takut terhadap objek yang sebenarnya tidak menakutkan; (2) Tertawa, menangis,
marah-marah sendiri tanpa sebab;
(3)
Tidak dapat mengendalikan emosi; ngamuk bila tidak mendapatkan keinginannya.
e.
Gangguan
dalam sensoris atau penginderaan, yaitu: (1) Menjilat-jilat
benda;
(2)
Mencium benda-benda atau makanan; (3) Menutup
telinga bila mendengar suara keras dengan nada tertentu; (4) Tidak suka memakai
baju dengan bahan yang kasar.
Karakteristik tersebut di atas sering
juga disertai dengan adanya ketidakmampuan untuk bermain, seperti; tidak menggunakan
mainan sesuai dengan fungsinya, kurang mampu bermain spontan dan imajinatif,
tidak mampu meniru orang lain, dan sulit bermain pura-pura. Gangguan makan
seperti; sangat pemilih dalam hal menu makanannya, cenderung ada masalah dalam
pecernaan atau sangat terbatas asupannya, dan gangguan tidur seperti; sulit
tidur atau terbangun tengah malam dan berbagai permasalahan lainnya.
3. Jenis Autisme
Autistic Disorder disebut
juga sebagai true autism atau childhood autism karena sebagian besar
berkembang pada tiga tahun awal usia anak. Pada
sebagian besar kasus, anak yang terkena Autistic Disorder tidak memiliki
kemampuan berbicara dan hanya bergantung pada komunikasi non-verbal. Kondisi ini mengakibatkan anak
menarik diri secara ekstrim terhadap lingkungan sosialnya dan bersikap acuh tak
acuh. Anak tidak menunjukkan kasih sayang
atau kemauan untuk membangun komunikasi.
Jenis gangguan ini ditandai dengan
defisiensi interaksi sosial dan kesulitan dalam menerima perubahan rutinitas
sehari-hari. Pada Asperger’s Syndrome, kemampuan bahasa
tidak terlalu terganggu bila dibandingkan dengan gangguan lain. Anak yang
menderita jenis autisme ini kurang sensitif terhadap rasa sakit, namun tidak
dapat mengatasi paparan suara keras atau sinar lampu yang tiba-tiba. Anak
dengan Asperger’s Syndrome memiliki kecerdasan
rata-rata atau di atas rata-rata sehingga secara akademik mampu dan tidak
bermasalah.
Autisme jenis ini meliputi berbagai
jenis gangguan dan tidak spesifik terhadap satu gangguan. Tingkat keparahan
mulai dari yang ringan sampai ketidakmampuan yang ekstrim. Umumnya didiagnosis
dalam 5 tahun pertama usia anak. Pada gangguan ini, keterampilan verbal dan
non-verbal efektif terbatas sehingga pasien kurang bisa komunikasi.
Lebih sering
terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat
mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan
kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan
dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4
tahun.
Gejala-gejala gangguan ini muncul ketika
seorang anak berusia antara 3 sampai 4 tahun. Pada dua tahun awal, perkembangan
anak nampak normal yang kemudian terjadi regresi mendadak dalam komunikasi,
bahasa, sosial, dan keterampilan motorik. Anak menjadi kehilangan semua
keterampilan yang diperoleh sebelumnya dan mulai menarik diri dari semua lingkungan
sosial.
4. Tindakan yang Bisa Dilakukan
terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Autisme
Penanganan pada anak autisme ditujukan
terutama untuk mengurangi atau menghilangkan masalah gangguan tingkah laku,
meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya terutama dalam penguasaan
bahasa dan keterampilan menolong diri. Supaya tujuan tercapai dengan baik
diperlukan suatu program penanganan menyeluruh dan terpadu dalam suatu tim yang
terdiri dari; tenaga medis antara lain dokter saraf dan dokter anak, tenaga
pendidik, tenaga terapis seperti ahli terapi wicara dan ahli terapi okupasi.
Beberapa penanganan yang telah dikembangan untuk membantu anak autisme antara
lain:
1.
Terapi tingkah laku
Berbagai jenis terapi tingkah laku telah
dikembangkan untuk mendidik penyandang autisme, mengurangi tingkah laku yang
tidak lazim dan menggantinya dengan tingkah laku yang bisa diterima dalam
masyarakat. Terapi ini sangat penting untuk membantu penyandang autisme untuk
lebih bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat.
2.
Terapi wicara
Terapi wicara seringkali masih tetap
dibutuhkan untuk memperlancar bahasa anak. Menerapkan terapi wicara pada anak
autisme berbeda daripada anak lain. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang
cukup mendalam tentang gangguan bicara pada anak autisme.
3.
Pendidikan kebutuhan khusus
Pendidikan pada tahap awal diterapkan
satu guru untuk satu anak. Cara ini paling efektif karena anak sulit memusatkan
perhatiannya dalam suatu kelas yang besar. Secara bertahap anak dimasukan dalam
kelompok kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal. Penggunaan
guru pendamping sebaiknya tidak terlalu dominan, yang diharapkan adalah anak
dengan gangguan autisme dapat secara terus menerus belajar dengan anak-anak
lainnya dalam satu pembelajaran bersama. Pola pendidikan yang terstruktur baik
di sekolah maupun di rumah sangat diperlukan bagi anak ini. Mereka harus
dilatih untuk mandiri, terutama soal bantu diri. Maka seluruh keluarga di rumah
harus memakai pola yang sama Agar tidak membingungkan anak.
4.
Terapi okupasi
Sebagian individu dengan gangguan
autisme mempunyai perkembangan
motorik
terutama motorik halus yang kurang baik. Terapi okupasi diberikan untuk
membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus seperti
tangan. Otot jari tangan penting dilatih terutama untuk persiapan menulis dan
melakukan segala pekerjaan yang membutuhkan keterampilan motorik halus.
5.
Terapi medikamentosa (obat)
Pada keadaan tertentu individu dengan
gangguan autisme mempunyai beberapa gejala yang menyertai gangguan autisme,
seperti perilaku agresif atau hiperaktivitas. Pada individu dengan keadaan
demikian dianjurkan untuk menggunakan pemberian obat-obatan secara tepat.
Penggunaaan obat-obat yang digunakan biasanya dilakukan dengan cermat agar
memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan anak.
5. Hal-hal yang Perlu Dilihat saat
Observasi untuk Menentukan Anak Mengalami Gangguan Autisme atau Tidak
Karakteristik gangguan autisme pada
sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol
adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau
pengasuhnya. Ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur. Pada sebagian
kecil lainnya dari individu penyandang autisme, perkembangannya sudah terjadi
secara “.relatif normal”. Pada saat bayi sudah menatap, mengoceh, dan cukup
menunjukkan reaksi pada orang lain, tetapi kemudian pada suatu saat sebelum
usia 3 tahun ia berhenti berkembang dan terjadi kemunduran. Ia mulai menolak
tatap mata, berhenti mengoceh, dan tidak bereaksi terhdap orang lain.
Oleh karena itu kemudian diketahui bahwa
seseorang baru dikatakan mengalami gangguan autisme, jika ia memiliki gangguan
perkembangan dalam tiga aspek yaitu kualitas kemampuan interaksi sosial dan
emosional, kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan
minat yang terbatas disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan. Ciri-ciri
tersebut harus sudah terlihat sebelum anak berumur 3 tahun. Mengingat bahwa
tiga aspek gangguan perkembangan diatas terwujud dalam berbagai bentuk yang
berbeda, dapat disimpulkan bahwa autisme sesungguhnya adalah sekumpulan
gejala/ciri yang melatar-belakangi berbagai faktor yang sangat bervariasi,
berkaitan satu sama lain dan unik karena tidak sama untuk masing-masing anak.
Dengan demikian, maka sering ditemukan ciri-ciri yang tumpang tindih dengan
beberapa gangguan perkembangan lain. Gradasi manifestasi gangguan juga sangat
lebar antara yang berat hingga yang ringan. Di satu sisi ada individu yang
memiliki semua gejala, dan di sisi lain ada individu yang memiliki sedikit
gejala.
Sumber:
______.
5 Jenis & 3 Metode Penanganan Autisme.
http://www.amazine.co/22616/5-jenis-
3-metode-penanganan-autisme/.
Diakses
tanggal 19 April 2014.
Sugiarmin.
Individu dengan Gangguan Autisme.
Best Slots - DrMCD
BalasHapusPlay some of our favorite 안산 출장안마 casino slot games like Blackjack, Craps, Roulette, Slots and many more! 사천 출장마사지 김해 출장안마 and you can earn 속초 출장샵 money from slot machine games and real casino 상주 출장마사지